Navigation

Sapton, Ajang Ketangkasan Berkuda












Humas Setda- Sapton merupakan tradisi ketangkasan yang melegenda di Kabupaten Kuningan. Sapton ini menjadi daya tarik bagi ribuan masyarakat Kuningan bahkan dari luar daerah pun tumpah ruah menyaksikan atraksi kuda sekaligus ketangkasan penunggangya untuk memasukan tombak ke titik sasaran yang berada dibawah  ember yang digantung. Kendati kuda tersebut dalam kesehariannya sebagai angkutan, namun di arena kuda-kuda tersebut begitu gagah dan gesit

Sapton dilaksakanakan  dalam rangka memeriahkan peringatan  Hari Jadi Kuningan, kali ini Harjad ke-520  Kuningan. kembali berlangsung Open Space  Lapangan Desa Kertawangunan, Sabtu (1/9/2018). Kegiatan  ini merupakan salah satu icon tahunan yang ditunggu oleh masyarakat. Bahkan sekarang sudah dibuatkan Monumen Saptonan yang berada di Open Space Kertawangunan.

Bupati Kuningan dengan pakaian adat sundanya mengatakan,  Tradisi Sapton merupakan salah satu warisan leluhur Kabupaten Kuningan yang sudah berlangsung pada kerajaan Kuningan yang  lebih dikenal dengan Kejane. Dimana para prajurit dan adipati melakukan ketangkasan melempar tombak dan panahan.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya tradisi ini selalu mendapat sambutan dari masyarakat Kuningan dan luar. Tradisi Sapton  diikuti oleh kuda-kuda yang biasa menarik penumpang dalam kesehariannya, namun lain lagi ketika berada diarena kuda ini begitu gesit. Untuk penungganya para kusir. Mereka tampak gagah dengan baju tradisionalnya,”

Bupati Kuningan mengatakan, kegiatan saptonan dan panahan merupakan budaya lokal yang sudah berjalan sejak jaman dulu. Sekarang budaya ini menjadi agenda tahunan yang dilaksanakan dalam rangka  memeriahkan  peringatan  Hari Jadi ke-520  Kuningan. pada jaman Kerajaan  kegiatan ini dilakukan untuk menguji kemampuan para prajurit.

“Dengan harapan kegiatan ini akan menjadi daya tarik juga bagi wisatawan lokal maupun  mancanegara. Kuningan bukan hanya kaya dengan sumber daya alam namun kaya juga dengan budaya. Sebelum pelaksnaan dilakukan helaran budaya dari 5 Exs kewadanan,”ungkapnya.  

Sementara itu Koordinator Pelaksana Toto sekaligus Ketua Per-Dokar menerangkan, kemampuan para penunggang kuda untuk menjadi juara tidak mudah. Hal ini dibutuhkan  pengetahuan, keterampilan dan keseimbangan menunggangi kuda. Dan lebih menarik lagi memiliki kedekatan dengan kudanya tersebut.

Ia menyebutkan, jumlah peserta sebanyak 22 adapun yang menjadi sang juara mereka yang mampu memasuki tombak ketitik sasaran yang berada dibawah ember yang diisi air. Konon katanya bahwa air tersebut berasal dari 7 sumur yang dikumpulkan dari beberapa titik mata air yang ada di Kuningan.  (Suhendra/Pubdok)

Share

HUMAS SETDA KAB. KUNINGAN

Humas setda kabupaten kuningan Jl. siliwangi no 88. Kuningan

Post A Comment:

0 comments: