Dari sekian banyak orang ada yang menjadi penikmat durian, Namun. untuk menemukan durian sesuai dengan selera yang diinginkan dibutuhkan ketelitian agar saat kita membeli tidak mearasa kecewa. Sudah tentu durian kualitas tersebut banyak di jual oleh Abah Sarma, (72), di rumahnya sendiri yang berada di pinggir jalan, berlokasi di Desa Manggari, Kampung Oleced, Kec. Lebakwangi. Disinilah kita akan menyaksikan langsung bentuk, rupa, rasa dan wanginya durian yang terkenal dengan pulen dan gurihnya itu.
saat kita melintas jalan raya, menuju Kuningan timur di depan rumahnya terdapat tumpukan kulit durian yang sudah menggunung, menandakan kalau penjualan kadunya selalu ramai dan lebih menarik lagi disini selalu ada, kendati musim durian sudah mulai redup.
Abah Sarma, menjelaskan, usaha jualan durian sudah berlangsung selama 20 tahunan-an. untuk mendatangkan durian ini didapat dari warga setempat khususnya yang berada di Kecamatan LebakWangi dan Kecamatan Ciawi. Bukan tanpa alasan durian kualitas lokal ini ternyata memliki rasa yang lebih gurih dan pulen, dibandingkan durian dari luar.
untuk mendapatkan durian tersebut, Abah Sarma harus mengeluarkan kocek yang cukup lumayan. karena pembelian durian ini biasanya per pohon. untuk satu pohon harga pun bervariasi mulai dari Rp. 400.000,-/pohon hingga Rp. 3.000.000,-/pohon tergantung dari banyaknya durian dan termasuk kualitas mana. "Untuk Pohon Durian yang tergolong kualitas nomor satu, saya berani mengontraknya bahkan terkadang mengeluarkan sebagian modal terlebih dahulu jauh-jauh sebelumnya,"ujarnya.
Pembelian durian dengan cara memborong per pohon dengan alasan agar kualitas tetap terjaga, karena durian yang dijual disini matangnya bukan hasil peuyeuman melainkan sudah matang dari pohonnya, baru dipanen.Untuk menghindari durian tersebut agar tidak jatuh dari pohon pihaknya harus ekstra menjaganya,yaitu dengan menali setiap per kadunya. Hal ini disebutkannya. untuk biaya penalian per durian sebesar Rp. 1.000,- bisa juga harian dengan upah Rp. 75. ribu belum berikut biaya makan.sementara itu, untuk yang memanen durian tersebut biasanyamemperkerjakan 4anaknya.
Dalam dunia perdagangan, kita mengenal juga dengan kata rugi. Bahkan pernah dialami juga Abah Sarma, dimana durian dibelinya yang masih berada di pohon terkena hama yang menyebabkan rasanya tiis dan kopet. Hal ini menyebabkan kerugian yang cukup besar bahkan pernah mencapai kerugian kisaran Rp. 10.000.000,- lebih selama setahun . Namun hal ini tidak menyurutkan usaha dagangnya melainkan sebagai pengalaman untuk terus bangkit dari penjualan durian ini hingga sampai sekarang. Bahkan dia mengharapakan kedepan usahanya terus berkembang.
Di halaman rumahnya ini, kerap kali para pembeli memakannya disini. Sehingga kita pun tidak akan kecewa karena bisa melihat langsung, dimana jika ada isi durian yang kurang cocok dapat ditukar dengan durian yang lainnya, tapi itu juga jarang. "Semua durian yang dijajakan disini sudah hasil pemisahan dari kadu yang lainnya. Adapun yang lainnya di jual juga melalui mitra usahanya atau bandar lain,"kata bapak yang memliki pencaharian hasil bumi lainnya ini.
Kaitannya dengan harga durian per satuannya bervariasi tergantung besar dan kecilnya dan tergolong kualitas mana. Harga berkisar mulai dari Rp. 15. 000 hingga Rp. 50.000,-. untuk harga yang lebih tinggi biasanya durian tersebut termasuk kualitas satu, atau disebutnya dengan nama kadu Montong dan Si Petruk. Dalam setiap harinya Abah Sarma mampu mengeluarkan kadu sebanyak 60 hingga 70/hari , lain lagi kalau keadaan sepi hanya berjumlah sebanyak 20/hari. para pembelipun berdatangan dari mana-mana. bahkan banyak juga dari kalangan birokrat, pengusaha, tetapi tidak ketinggalan juga dari masyarakat baik sekitar maupun luar daerah Kuningan.
"Durian ini selain dimakan ditempat banyak juga yang membeli untuk dijadikan oleh-oleh bagi saudaranya yang berada di daerah lain. Sehingga hal ini menjadi ciri khas oleh-oleh dari Kuningan juga. Untuk keberadaan durian ini Abah Sarma akan selalu melestarikannya, terlebih lagi sudah menjadi mata pencaharian keluarga dan anak-anak, terlebih lagi ada yang sudah berkeluarga, Pokona mah abah akan selalu menjaga kualitas kadu supaya tetap pulen dan gurih, atau biasa disebut afdol,"pungkasnya. (N)
Post A Comment:
0 comments: