Perubahan iklim dan lingkungan menjadi salah satu hambatan khususnya bagi pembudidaya ikan jaring apung di perairan Waduk Darma Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan. Hal itu telah mengakibatkan terjadinya upwelling atau imbal balik arus air.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah RI melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan sebanyak 8 unit Teknologi Rapid Aeration System (RAS) yang diserahkan di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kamis (20/12/2018).
Wakil Bupati Kuningan, M. Ridho Suganda, yang mewakili Bupati Acep Purnama, menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI atas bantuan tersebut.
"Bantuan ini diharapkan bisa mengatasi hambatan yang dihadapi pembudidaya ikan jaring apung untuk meminimalisir kerugian akibat imbal arus balik," kata Wakil Bupati Kuningan, M. Ridho Suganda, pada acara Serah Terima dan Sosialisasi Paket Rapid Aeration System di Desa Jagara, Kecamatan Darma, Kamis (20/12/2018).
Sementara, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Syarif Wijaya, menyebut ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam budidaya perikanan di perairan waduk. Diantaranya hidrogen sulfida HS, jumlah unit KJA melebihi daya dukung yang direkomendasikan, CIBB (cara budidaya ikan yang baik) belum diaplikasikan.
Selain itu tidak ditertibkannya sarana KJA yang tidak beroperasi dan terbengkalai, pencemaran DAS dari hulu sampai hilir, limbah domestik penyebab blooming gulma air, fitoplankton dan korosifitas instrumen pembangkit listrik, serta fenomena umbalan yang dapat menyebabkan kematian masal ikan.
Fenomena umbalan di perairan waduk dengan indikator bau busuk dari gas gas racun menjadi pemicu terjadinya kematian ikan secara masal. Diduga kematian ikan secara masal diantaranya kekurangan oksigen dan keracunan gas seperti amonia (MH3), hidrogen sulfida (H2S), fospin (PH3).
Dalam kondisi perairan sangat minim kadar osksigen berlarut maka amonium di perairan akan bersenyawa dengan sulfat menjadi amonium sulfat selanjutnya bereaksi dengan kalium hidroksida akan menghasilkangas amonia yang beracun bagi ikan (NH3).
"Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan riset inovasi teknologi perikanan terutama terkait dengan teknologi aerasi," kata Syarip Wijaya.
Berdasarkan kebutuhan teknologi tersebut, maka dilakukan kegiatan inovasi teknologi adaftif lokasi perikanan dengan tema "Aplikasi Teknologi RAS (Rapid Aeration System) pada Perikanan Perairan Waduk.
Teknologi RAS ( Rapid Aeration System) adalah teknologi yang dapat meningkatkan kadar oksigen berlarut (dissolved oxygen-DO) di permukaan dan kolom air dalam waktu singkat.
Teknologi RAS ini secara umum terdiri atas dua bagian yaitu aerator permukaan dengan kincir (untuk aerasi di permukaan air) dan pompa celup (untuk aerasi di kolom air).
Di permukaan air, kincir aerator permukaan berputar, menimbulkan kontak antara percikan air dengan udara, yang akan mengikat air dengan oksigen di udara, sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen terlarut dalam air.
Sedangkan di kolom air, prinsip kerja pompa celup adalah berdasarkan perbedaan tekananan di kolom air dengan udara, sehingga udara terhisap ke dalam air dan dapat meningkatkan kadar DO di kolom air. (HADI/Pubdok)
Post A Comment:
0 comments: