Humas
Setda Kuningan – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan, Hj.
Ika Acep Purnama membuka secara resmi Sosialisasi Pencegahan Stunting dan Isi
Piringku, Senin (14/10/2019). Hadir sebagai pemateri, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Kuningan, H. Raji, SE, M.M.Kes. Serta di hadiri oleh Ketua Dharma
Wanita Persatuan, Hj. Ella Dian, pengurus PKK Kabupaten dan Ketua TP PKK
Kecamatan Se-Kabupaten Kuningan.
Dalam sambutannya, Ketua TP PKK
Kabupaten Kuningan, Hj. Ika Acep Purnama memaparkan, sebagian besar masyarakat
kita masih banyak yang belum memahami tentang apa yang disebut dengan Stunting.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan pada
anak.
“Kondisi tersebut ditandai dengan
terlihatnya tinggi badan seseorang yang lebih pendek disbanding dengan tinggi
badan orang lain pada umumnya. Adapu penyebabnya adalah faktor gizi buruk dan
faktor penyakit lain. Stunting akan memiliki dampak yang sangat buruk, yaitu
selain bentuk tubuh anak yang pendek, perkembangan otak anak juga bakal menurun
30% dari anak-anak normal,”paparnya.
Karena dampak stunting yang
begitu besar pada pertumbuhan anak, maka diperlukan penanganan serius dengan
memberikan asupan gizi pada Ibu hamil dan balita, serta menjaga lingkungan agar
tetap terjamin kebersihannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Kuningan, H. Raji, SE, M.M.Kes, menyampaikan materi Upaya Pencegahan dan
Penanganan Stunting di Kabupaten Kuningan. Mengawali materinya, disampaikan
definisi stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan
gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir,
tanda stunting baru Nampak setelah anak berusia 2 tahun.
“Sasaran perbaikan gizi fokus
pada Ibu Hamil dan Bayi sampai usia 2 tahun. Stunting akan berakibat secara
fisik, mental dan intelektual pada bayi yang dilahirkan. Hambatan perkembangan
otak, kecerdasan, kemampuan belajar dan rendahnya produktifitas yang bersifat permanen (irreversible),”paparnya.
Dalam kesempatan itu, di paparkan
pula Isi Piringku, yang terdiri dari Makanan Pokok, Lauk Pauk, Buah-buahan dan
Sayur-sayuran. Makanan pokok adalah pangan yang mengandung karbohidrat yang
sering di konsumsi atau telah menjadi bagian dari budaya makan berbagai etnik
di Indonesia sejak lama. Kemudian Lauk Pauk terdiri dari pangan sumber protein
hewani dan pangan sumber protein nabati.
“Lalu Buah-buahan merupakan
sumber berbagai vitamin, Vit A, B, B1, B6, C, mineral dan serat pangan. Sebagian
vitamin, mineral yang terkandung dalam buah-buahan berperan sebagai anti
oksidan. Dan yang terakhir adalah Sayur-sayuran, merupakan sumber vitamin dan
mineral terutama karoten, Vit A, Vit C, zat besi dan fosfor. Sebagian vitamin,
mineral yang terkandung dalam sayuran berperan sebagai anti oksidan,”pungkas
Raji. (handy).
Post A Comment:
0 comments: