Sanitasi yang buruk berdampak negatif pada banyak aspek kehidupan, mulai turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit pada balita. Turnnya daya saing maupun citra kota hingga menurunnya perekonomian di daerah.
“Oleh sebab itu pemerintah meanargetkatkan 100 persen akses universal, sanitasi sanita layak pada tahun 2019,” kata Bupati Kuningan H. Acep Purnama, dalam sambutan yang dibacakan oleh Penjabat Sekda H. Dadang Supardan, pada acara Sosialisasi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat Tahun Angaran 2018, di Hotel Horison, Kamis (6/9/2018).
Menurutnya, jika sarana dan prasarana tidak diperhatikan pemerintah, sulit berkembang khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Ia menambahkan, solusi dalam penyediaan sarana dan prasarana air limbah permukiman khususnya bagi masyarakat berbenghasilan rendah di lingkungan padat penduduk dan rawan sanitasi adalah dengan kegiatan sanitasi berbasis masyarakat atau disebut Sanimas.
Kegiatan Sanimas merupakan pemberian dana bantuan pemeritah kepada masyarakat, sebagai bentuk inisiatif guna mempromosikan penyediaan prasarana dan sarana air limbah permukiman berbasis masyarakat dengan pendekatan tanggap kebutuhan.
“Fokus kegiatan Sanimas adalah penanganan air limbah rumah tangga melalui pelaksanaan sanitasi berbasis masyarakat. Artinya masyarakat memilih sendiri sarana dan prasarana air limbah permukiman yang sesuai,” jelasnya.
Selain itu membentuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), ikut aktif menyusun rencana aksi dan melakukan pembangunan fisik serta membentuk kelompok pemanfaat dan pemelihara untuk ,melaksanakan pengelolaan kegiatan operasi dan pemeliharaan.
Kegiatan pembangunan Sanimas di Desa Kalapagunung Kecamatan Karamatmulya, merupakan program Sanitasi berbasis masyarakat di Kabupaten Kuningan. Kegiatan sanitasi lainnya di enam desa masih dilaksanakan oleh masyarakat masing-masing desa. (IIP/Pubdok)
Post A Comment:
0 comments: