Sebanyak 50 peserta yang tergabung dalam APPNI (Asosiasi Petani dan Pengusaha Nilam) menghadiri Workshop dan Temu Bisnis Nasional dengan tema “Mempertahankan Standar Minyak Nilam Melalui Penggunaan Teknologi”. Dibuka langsung Wakil Bupati Kuningan H. Momon Rochmana, di Grage Sangkan Hotel SPA Kabupaten Kuningan. Rabu (14/07). Peserta ini ada juga yang berasal dari Malaysia.
Menteri Pertanian RI melalui Dirjen Peningkatan Pengolahan Hasil Pertanian Nyoman Oka mengungkapkan, negara kita diberikan anugrah yang luar biasa berupa beragamnya tanaman yang menghasilkan komoditas dengan nilai ekonomis tinggi, diantaranya minyak atsiri yang berasal dari nilam. Dimana nilam dapat digunakan sebagai bahan industry kosmetik, parfum, pemberi aroma, pasta gigi, dan lainnya.
Disebutkannya, dari 70 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasaran Internasional, sekitar 9-12 jenis minyak atsiri berasal dari Indonesia. Dia Menjelaskan Minyak Nilam (Patchouli Oil) merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang cukup populer di pasaran Internasional. Indonesia merupakan negara pengekspor utama minyak nilam, karena sekitar 90 persen kebutuhan dunia dipasok dari Indonesia. minyak nilam juga mencatat diri sebagai penghasil devisa ekspor terbesar dari total ekspor minyak atsiri Indonesia senilai US$ juta.
Diungkapkannya, potensi pengembangan tanaman nilam masih terbuka luas, begitu pula peluang pasar dunia, karena kota ekspor tidak dibatasi. Oleh karena itu perlu dibangun kerjasama antara petani sebagai pemasok bahan baku bisa sekaligus sebagai pengolah dan pengusaha sebagai pengolah atau pengekspor. “Untuk itu, sistem agribisnis dan agroindustri untuk mencapai kualitas standar mutu minyak nilam yang baik, perlu ditingkatkan secara terus menerus,”katanya.
Lebih lanjut Wakil Bupati Kuningan memaparkan, potensi tanaman nilam di Kabupaten Kuningan mencapai luasan sekitar 531 Ha yang terbesar di 14 kecamatan dan 56 desa. Sampai saat ini sekitar 416,5 Ha sudah menghasilkan produksi daun basah sebanyak sekitar 10.910 ton atau rata-rata produksi per Ha mencapai 26.195 ton per tahun (3 kali panen) dengan menghasilkan minyak sebesar sekitar 21,8 ton per tahun.
Dia menuturkan, berdasarkan luas areal tanaman nilam saat ini jika dibandingkan dengan jumlah unit pengolah hasil (UPH) dapat dikatakan belum seimbang. Jumlah UPH yang berorasi baru 31 unit yang tersebar di 6 kecamatan dengan kapasitas produksi rata-rata 6kg per unit dengan rendemen minyak nilam antara 1,5–2,5 %. Maka untuk 31 UPH memerlukan minimal arel 558 Ha lahan nilam.
Jumlah areal tanaman nilam produktif di Kabupaten Kuningan masih sangat terbatas jika dibadingkan dengan jumlah unit pengolahan minyak nilam, untuk itu Wabup Kuningan mengharapakan adanya peningkatan produksi dan produktivitas daun nilam dan penambahan areal budidaya tanaman nilam perlu mendapatkan prioritas. Sehingga akan tercapai keseimbangan produksi minyak dan pendapatan petani nilam.
Sementara itu Mayjen (Purn). H. Amir Tohar selaku Ketua Umum APPNI mengungkapkan, Nilam (Pogostemon cablin benth) merupakan salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia, kebutuhan minyak nilam dunia dapat tercapai kurang dari 30%. Kemudian, Komoditi Minyak Nilam merupakan komoditi non kuota dan dapat tergantikan oleh bahan baku sintesis yang lainnya.
Ditambahkannya, tumbuhan nilam juga sangat cocok dibudidayakan dihampir seluruh wilayah Indonesia, struktur dan kontur tanah wilayah Negara Republik Indonesia hampir disemua tempat sangat cocok dengan tumbuh berkembangnya tanaman nilam.
Disamping itu, penting juga pembinaan serta pembangunan agri bisnis nilam dilakukan mulai dari tingkat petani (budidaya), pelaku industry penyulingan (processing) hingga kepada pengusaha perniagaan minyak nilam yang memberikan sinergi positif. Peran serta Pemerintahan dalam membangun jaringan usaha agri bisnis nilam sangat dibutuhkan dalam mendukung asosiasi usaha ini agar dapat tumbuh bermanfaat bagi semua pihak terkait. (Fitri)
suatu trobosan yang sangat luar biasa dan tentu akan banyak menarik peminat untuk memulai usaha ini, tapi apakah faktor harga dapat diandalkan?... yaitu harga daun maupun minyaknya, saya sangat yakin jika harga sesuai maka perkembangan usaha ini akan dapat berkembang secara menyeluruh.
BalasHapusTerimakasih
Lona D - Kediri
Maaf saya mau mebudi dayakan, tpi kemna jualnya🙏
BalasHapus