Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) Polio di Kabupaten Kuningan akan digelar 8-15 Maret 2016. Hal
tersebut terungkap saat rapat koordinasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio,
di Ruang Rapat Purbawisesa Setda, Jum’at (26/2/2016). Hadir Kepala UPTD
Kesehatan se-Kabupaten Kuningan, Camat se-Kabupaten Kuningan, Kepala SKPD,
Perwakilan Dandim, dan Perwakilan Polres.
Kepala Dinas Kesehatan
H. Raji, SE. M.M.Kes mengatakan polio merupakan penyakit menular yang
disebabkan virus yang menyerang saraf sehingga penderita mengalami kelumpuhan
dan pada umumnya menyerang anak umur 0-3 tahun dengan ditandai demam, lelah,
sakit kepala, mual, kaku di leher, sakit di tungkai, dan lengan. “Upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit polio dilakukan melalui imunisasi polio,”
ujarnya.
Menurutnya, dalam
rangka keberhasilan PIN polio diperlukan dukungan dari berbagai pihak sehingga
dengan digelarnya kegiatan rakor ini menjadi salah satu langkah untuk
memperoleh dukungan dari berbagai pihak terutama dalam mensosialisasikan dan
mensukseskan pelaksanaan PIN Polio.
Pin Polio, Lanjut Ia,
bertujuan untuk memastikan tingkat imunitas terhadap polio di populasi cukup
tinggi dengan cakupan lebih besar 95 persen serta memberikan perlindungan yang
optimal dan merata pada kelompok umur 0-59 bulan terhadap kemungkinan munculnya
kasus polio yang disebabkan oleh virus polio.
Raji menyebutkan,
sasaran dari PIN Polio di Kabupaten Kuningan meliputi anak usia 0-59 bulan yang
berjumlah 92.726 bayi dan balita tanpa memandang status imunisasinya. “Lokasi
imunisasi polio sendiri akan diberikan di Posyandu, Polindes, Poskesdes,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik Swasta, Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit,
serta Pos Pelayanan Imunisasi lainnya di bawah koordinasi Dinas Kesehatan.
Ia menambahkan, untuk
pelaksanaan PIN polio pihaknya telah menyiapkan tenaga kesehatan dari Dinas
Kesehatan sebanyak 74 orang, tenaga puskesmas 37 orang, supervisor yang
membantu kecukupan logistik dan KIPI 561 orang, kader Pos PIN 5018 orang, dan
kontak person rumah sakit sebanyak 7 rumah sakit.
Sementara itu Bupati
Kuningan Hj. Utje Ch Suganda, S.Sos, M.AP mengatakan pelaksanaan polio pada
tahun 1995, 1996, dan 1997, virus polio
liar asli Indonesia sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun 1996. Namun pada 13
Maret 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama di Kecamatan Cidahu
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Lebih lanjut, Beliau mengatakan,
kasus polio tersebut berkembang menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
menyerang 305 orang tahun 2005-awal 2006. ”KLB tersebut di 47 kabupaten/kota di
10 provinsi, dan ditemukan juga 46 kasus Vaccine Derived Polio Virus (VDPV)
yaitu kasus polio yang disebabkan oleh virus dari vaksin yang terjadi apabila
banyak anak yang tidak diimunisasi, dimana 45 kasus diantaranya terjadi di
semua Kabupaten di Pulau Madura dan satu kasus terjadi di Probolinggo, Jawa
Timur, namun setelah dilakukan Outbreak
Response Immunization (ORI), dua kali MOP-UP, lima kali PIN, dan dua kali
SUB-PIN, KLB dapat ditanggulangi sepenuhnya,” paparnya.
Berdasarkan hasil
pertemuan desk review 20-23 Oktober
2014 oleh Kementerian Kesehatan bersama WHO, UNICEF, dan melibatkan para pakar
dan akademisi, serta organisasi profesi, maka direkomendasikan untuk melakukan
PIN Polio pada anak usia 0-59 bulan
untuk memberikan perlindungan yang optimal bagi seluruh anak terhadap virus
polio.
Bupati berpesan agar
pelaksanaan rapat koordinasi ini tidak hanya kegiatan ceremony saja namun yang paling penting adalah implementasi di lapangan.
“Bekerjalah, istiqomah, jujur, unggul
serta pelaksanaan PIN Polio harus efektif, efisien, tepat sasaran serta yang tidak
kalah pentingnya lagi untuk menunjuk kader yang memiliki pengetahuan yang
komprehensif, dan akhirnya semoga tidak ditemukan lagi kasus polio.” ***beben.
Post A Comment:
0 comments: