Status Kuningan sebagai Kabupaten Inklusif, semakin kuat. Sang penguat
adalah berdiri megahnya gedung Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Perbatasan, di
Desa/Kecamatan Cibingbin. Selasa (27/5), keberadaan
gedung berlantai 2 diatas lahan 6000m2 itu, diresmikan oleh Direktur Pembinaan
Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PPKPLK) Kementrian Pendidikan
Kebudayaan (Kemendikbud), Dr Mujito Ak MSi. Selain SLBN, diresmikan juga Pusat Layanan
Autis Jati Kersa Desa Sadamantra, Jalaksana.
Meski tidak dihadiri Mendikbud H Mohamad Nuh yang semula diagendakan hadir,
tapi antusias warga perbatasan dalam peresmian gedung SLBN dari program Badan
Kerjasama Antar Daerah (BKAD) Kunci Bersama (Kuningan, Ciamis, Cilacap, Cirebon, Banjar, Brebes, Pangandaran dan
Majalengka senilai Rp1,4 miliar tersebut, begitu tinggi.
Peresmian ditandai penandatanganan 2 prasasti oleh Dr Mujito.
“Apresiasi besar kami ke pak Aang (mantan Bupati Aang,red) yang kini berlanjut
ke Bu Utje (Bupati Kuningan,red). Keduanya punya perhatian kuat terhadap dhuafa
dan anak berkebutuhan khusus. Tidak banyak bupati/walikota di Indonesia punya
perhatian itu,” ungkap Direktur PPKPLK Kemendikbud RI, Dr Mujito, disela
pengarahan
Ia mengemukakan alasan membangun gedung SLBN megah di daerah pinggiran
perbatasan. Pertimbangannya Ia mencontohkan sosok Aang Hamid Suganda yang
dinilainya punya moralitas tinggi. Ia mengajak siapapun untuk menjadi
transeter. Anak-anak pinggiran punya hak sama seperti anak-anak di perkotaan.
“Saya yakin semua masyarakat perbatasan disini bangga dengan SLBN ini,”
ujarnya
Mimpinya, SLBN Perbatasan ini kedepan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Artinya, keberadaan gedung megah SLBN bisa diikuti dengan
berdirinya berbagai fasilitas umum lain. Seperti pasar, puskesmas dan
lain-lain.
Apalagi Bupati Kuningan berkomitmen untuk mengembangkan lahan dibelakang
gedung SLBN seluas 2 hektar.
“Semoga kawasan SLBN Perbatasan ini menjadi pusat layanan terpadu,” imbuh
Dr Mujito berharap
SLBN Perbatasan, termasuk fasilitas lainnya kedepan pun tidak hanya akan
dinikmati masyarakat Kuningan, melainkan juga masyarakat Kabupaten Brebes Jawa
Tengah dan sekitarnya. Manfaat luas itu, tentu menjadi amal jariah Pemkab Kuningan.
Kemendikbud sendiri siap all out untuk membantu berbagai kekurangan
fasilitas SLBN ini. Sebab layanan anak berkebutuhan khusus juga sudah menjadi
bagian program strategisnya. Setiap tahun, pihaknya juga siap memberikan
bantuan BOS dan BOP.
“Koordinasikan dengan bupati, fasilitas lanjutan apa yang diperlukan.
Kemendikbud sungguh-sungguh dalam layanan anak berkebutuhan khusus ini,” kata
dia
Semakin daerah perhatian, maka kemendikbud akan semakin banyak memberikan
fasilitas agar sinergi dengan daerah. Kuningan sendiri sudah 2 tahun
mencanangkan Kabupaten Inklusif. Artinya Kuningan sudah memberikan hak
seluasnya kepada anak berkebutuhan khusus.
Dimana mereka punya hak untuk berpendidikan, hak cerdas, hak maju, hak
menjadi PNS, hingga hak menjadi karyawan di perusahaan.
“Ingat, perusahaan sesuai undang-undang harus memberikan ruang 1% untuk
anak berkebutuhan khusus bekerja,” tegas Dr Mujito. *DOniS*
Post A Comment:
0 comments: