Sebanyak 960 peserta yang terdiri dari PMR WIRA 640 orang, PMR MADYA 280 orang mengikuti upacara pembukaan perkemahan latihan gabungan PMR dan pembentukan pengurus Forum Remaja Palang Merah Indonesia (Forpis) periode 2012-2014, Kamis (22/11) di lapangan sepakbola Desa Cibeureum Kecamatan Cilimus.
Hadir
Hj Utje Ch Suganda selaku ketua PMI, Wakil Bupati Kuningan Drs. H. Momon
Rochmana, MM beserta istri, Dandim 0615 Kav. Sugeng Waskito Aji, Kepala Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Drs. H. Dadang Supardan, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga Drs. H. Maman Suparman, MM serta undangan lainnya.
“Tujuan
kegiatan ini yaitu untuk memberdayakan peran anggota PMR dalam meningkatkan
kualitas pembinaan dan pengembangan PMR yang berkelanjutan,” ujar Hj. Utje Ch
Suganda selaku penyelenggara.
Selain
itu, lanjut beliau, secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kader
penggerak PMI, meningkatkan peran anggota PMR dalam proses pembinaan dan pengembangan
PMR, peserta dapat dapat memahami pedoman dasar PMR sesuai managemen, serta
mengorganisasikan jejaring PMR Indonesia dalam wadah Forpis juga untuk menyepakati rencana kerja pengembangan
PMR sebagai relawan masa depan.
Menurutnya,
bentuk kegiatan ini akan diisi dengan tujuh materi PMR dan tri bhakti PMR,
praktek pertolongan pertama, perawatan keluarga, simulasi bencana, diskusi
kelompok, rempug forpis PMR WIRA dan MADYA serta travelling kepalang merahan
yang akan dilaksanakan dari tanggal 22 sampai 24 November.
Sementara
itu Bupati Kuningan H. Aang Hamid Suganda mengatakan kegiatan ini diharapkan
mampu melahirkan generasi yang bertanggungjawab pada masa depan dan memiliki
rasa nasionalisme serta kepedulian terhadap sesama yang tinggi sehingga dapat
menjaga sekaligus menciptakan bangsa ini menjadi bangsa kokoh dan maju.
Menurutnya,
dari hasil penelitian saat ini terjadi krisis moralitas dikalangan pelajar,
dengan maraknya kasus tawuran, peredaran video asusila, narkoba, serta
kasus-kasus lainnya yang kesemuanya dilakukan oleh pelajar,”Ini sebenarnya
tidak akan terjadi bila kita memiliki ketahanan yang cukup dalam arti dalam
konteks pendidikan, pelajar memiliki pondasi yang kuat tentang agama, moral dan
budaya sendiri sehingga budaya baru yang kontradiktif bahkan destruktif tidak
dengan mudah mempengaruhi gaya hidup para pelajar,” tandasnya.
Beliau
mengajak kepada seluruh peserta untuk meningkatkan pendalaman serta aplikasi terhadap
empat pilar kebangsaan yakni pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika
sehingga akan melahirkan jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan yang kokoh
serta menumbuhkan kembali nilai-nilai kejuangan. *Beben*
Post A Comment:
0 comments: