Ada yang unik dari penyelenggaraan babarit, biasanya babarit
diselenggarakan pada malam hari, namun kali ini babarit atau hajat desa digelar
pagi hari di tengah-tengah acara rutin Car
Free Day, acara babarit juga
merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Jadi ke-516 Kuningan dan HUT
ke-69 RI . Minggu (31/8/2014) di
depan Pendopo Kabupaten Kuningan. Ribuan warga kuningan tumpah ruah memadati
jalan siliwangi tempat diselenggarakannya babarit, ciri khas dari babarit yaitu
tumpeng atau gunungan nasi kuning dari ukuran terbesar sampai terkecil
dihadirkan untuk disantap secara bersama-sama.
Tampak hadir Bupati Kuningan Hj. Utje Ch Suganda, S.Sos, M.A.P, Wakil Bupati H. Acep Purnama, M.H, Sesepuh Kuningan
Aang Hamid Suganda, Sekretaris Daerah Kuningan Drs. Yosep Setiawan, M.S, Wakapolres
Kompol Riza Maritu, serta para kepala SKPD se-Kabupaten Kuningan.
Prosesi babarit diawali dengan mengetengahkan beberapa penari yang keluar
dari kerumunan warga, tak ketinggalan kuncen membawa sasajen pembakaran menyan
yang tak henti mengepulkan asap, tak lama kemudian dua penari yang membawa air dan
seterusnya memasukan air kedalam bokor di depan gunungan tumpeng kemudian
meminta Bupati Kuningan untuk mencelupkan beberapa helai daun untuk
dicipratkan-cipratkan ke empat penjuru arah mata angin, simbol tersebut
mengandung arti mengusir hal-hal yang bersifat jelek dan buruk atau dengan kata
lain “miceun ririwit”.
Setelah itu bupati Kuningan Hj. Utje Ch Suganda, S.Sos, M.A.P dalam
sambutannya mengatakan kegiatan babarit atau hajat desa ini merupakan adat
istiadat yang turun-temurun pada masyarakat sunda yang harus terus dilestarikan
keberadaannya.
”Budaya babarit harus terus dilestarikan karena merupakan salah satu aset
budaya yang memiliki nilai-nilai budaya adat-istiadat masyarakat yang cukup
tinggi juga merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan karunianya dan penghargaan pada leluruh setempat. “Seperti kata pepatah
bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, sehingga
dapat dikatakan acara babarit merupakan implementasinya”, katanya.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, potongan tumpeng
pertama dilakukan Bupati Kunigan Hj. Utje Ch Suganda, S.Sos, M.A.P yang
diserahkan langsung kepada sesepuh Kuningan H. Aang Hamid Suganda sekaligus
memberikan suapan pertamanya, setelah itu secara serentak tumpeng-tumpeng
lainnya pun di makan bersama-sama warga yang hadir memadati acara babarit.
Setelah makan bersama-sama acara babarit dilanjutkan dengan menari
bersama-sama para penari ditengah jalan sehingga acara babarit semakin meriah
Bupati Kuningan Hj. Utje Ch Suganda, S.Sos, M.A.P pun tak ketinggalan menari
didampingi beberapa pejabat lainnya. (beben)
Post A Comment:
0 comments: