Seniman tradisional Kemprongan asal Desa
Sidareja, Kec. Ciawi Gebang, Kab. Kuningan sempat patah arang karena kesenian
warisan leluhur mereka sudah tidak ada penerusnya. Setelah tujuh puluh tahun
tidak lagi ditampilkan kesenian Kemprongan yang biasanya dimainkan setelah
panen padi, sejak dua bulan terakhir mulai dilatihkan kepada anak remaja.
“Saya sempat merasa putus asa dan khawatir
kesenian yang diwariskan oleh kakek buyut hilang karena tidak ada yang
meneruskan. Tapi setelah dimasukan program pewarisan banyak anak remaja dan
pemuda yang berminat,” ujar Upen Ketua Lingung Seni Kemprongan. Kesenian Kemprongan
tersebut di Wariskan/Evaluasi kepada para penerus kesenian tersebut pada hari
Selasa 10 April 2012 di Gedung Kesenian Jl. Veteran Kuningan.
Bukan perkara mudah untuk mengembalikan
kepercayaan pada seniman kesenian Kemprongan. dibutuhkan waktu hampir Dua bulan
untuk mengumpulkan pemain yang masih tersisa dan satu bulan lebih untuk
mengajak anak-anak remaja maupun pemuda terlibat dalam program yang
diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat.
Pesona pertunjukan Kemprongan yang berasal dari
Desa Sidareja, Kec. Ciawi Gebang, Kab. Kuningan diadakan setelah selesai panen.
Pada malam harinya, pertunjukan Kemprongan digelar sampai tengah malam atau
menjelang shubuh.
Pertunjukan dilakukan di tanah lapang atau arena
terbuka yang dikelilingi pohon. Biasanya, cahaya yang digunakan untuk menerangi
pertunjukkan berasal dari oncor / obor yang disimpan di tengah-tengah lapangan.
Sementara
itu Wakil Bupati Kuningan H. Momon Rochmana yang hadir bersama Ketua DPRD H.
Acep Purnama dan beberapa tokoh kesenian Kuningan dalam sambutannya mengatakan,
Kegiatan seperti ini sangat penting dilakukan dalam rangka “ ngamumule “ (
melestarikan ) budaya warisan dari nenek moyang kita yang telah mewariskan
kebudayaan yang mempunyai nilai luhur.
Selain
itu juga Wabup berharap agar kedepan kegiatan ini berlanjut dengan
kesenian-kesenian lainnya yang ada di Kuningan agar kesenian-kesenian yang
sudah hamper punah di telan jaman dapat kembali Berjaya dan mempunyai penerus.
Seperti
kita ketahui bersama dengan adanya globalisasi kebudayaan – kebudayaan asing
dapat dengan mudah merasuki generasi muda kita sehingga kesenian-kesenian lawas
lambat-laun mulai terabaikan, saya berharap kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kuningan untuk menginventarisir kesenian-kesenian yang ada di
Kabupaten Kuningan untuk nantinya dilakukan evaluasi semacam ini sehingga
kesenian-kesenian tersebut akan tetap tumbuh. Pinta Wabup. ( DOniS ).
Post A Comment:
0 comments: