Turut hadir Dirjen PNFI beserta pejabat kementerian pendidikan nasional, H. Qomar Anggota Komisi X DPRD RI yang juga Duta Pendidikan berkebutuhan khusus, Muspida Kabupaten Kuningan, Kepala SOPD dan undangan lainnya.
Dalam kesempatan ini Mendiknas RI juga melakukan penyerahan sertifikat SLB Negeri Taruna Mandiri sebagai SLBN bertaraf internasional dan memberikan memberikan bantuan tiga set Al-Quran Braille dan 1 set Komputer dan printer Braille. Dan penandatanganan prasasti SMKN Japara, Luragung dan SMKN Pancalang.
Menurut mendiknas pendirian sekolah berkebutuhan khusus di Kuningan mesti menjadi inspirasi kabupaten lain diseluruh Indonesia , paling tidak satu perempatnya karena jika semua sudah dilakukan maka Indonesia akan semakin tumbuh.
“Untuk itu, saya menyampaikan ucapan terimakasih atas dedikasi Bupati Kuningan, Muspida, masyarakat dan pemerintah provinsi yang telah membangun sekolah ini, yang diperuntukan bagi mereka yang memerlukan kebutuhan khusus,”katanya.
Melalui peresmian Sentra Workshop Aneka Usaha ini, diaharapakan mereka yang berkebutuhan khusus mampu mendiri dengan membuka usaha sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Menyinggung masalah peningkatan pendidikan, Mendiknas mengingatkan agar pihak sekolah jangan sekali-kali melarang peserta didik untuk tidak mengikuti pelajaran yang dikarenakan masalah biaya. Karena itu persoalan finansial. Bukan solusi akademisi.
“Jika hal itu masih terjadi silahkan laporkan kepada pihak sekolah, bupati atau juga pihak kementrian untuk menindaknya,” ungkap Mendiknas dengan tegas.
Menurut Mendiknas RI ini, bahwa warga yang ekonominya rendah baru mencapai 6 persen yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Kaitan dengan masalah ini Mendiknas telah menggulirkan sebanyak 20 ribu warga miskin untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi.
Disamping pendidikannya gratis mereka juga mendapat bantuan setiap bulannya mencapai 4 hingga 5 ratus ribu. Untuk setiap perguruan tinggi harus memformasikan sebanyak 20 persen untuk yang tidak mampu.
Bupati Kuningan, H. Aang Hamid Suganda, menuturkan, bahwa pendirian SLB Model dilakukan tahun 2007 yang merupakan pilot project Provinsi Jawa. Semua itu berawal dari bentuk kepedulian pemerintah Kabupaten Kuningan yang sering melihat anak-anak yang membutuhkan kebutuhan khusus, kurang akan perhatiannya. Terlbih lagi penyandang cacat atau yang membutuhkan kebutuhan khusus memiliki potensi.
Dalam pengembangan SLBN Negeri Taruna Mandiri Ini Bupati Kuningan telah mengeluarkan kebijakan, yakni memfasilitasi penyediaan lahan untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan infrastruktur sekolah dengan membebaskan lahan seluas 20 hektar di kompleks SLBN Taruna Mandiri.
Disamping itu, bersedia memfasilitasi hal yang menyangkut pemeliharaan sekolah, operasional sekolah pemasaran dan pemanfaatan hasil karya sekolah.
“Guna meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Kuningan, kerjasama antara kementrian Pendidikan Nasional RI dengan pemerintah Kuningan dapat ditingkatakan. Terutama dalam bentuk kesemapatan dan program. Saya siap terutama untuk pengadaan lahan.”ungkapnya.
Sementara itu, dikatakan Elon Caralan, M.Mpd. Sentra Workshop Aneka usaha ini meliputi , menyewakan gedung serbaguna, melayani hiburan musik modern dan tradisional, Warnet, Cafeteria, melayani pesanan catering dan snack, rias pengantin dan potong ramabut pria wanita, bimbingan belajar, conter HP dan klinik pijat tuna netra.
Disebutkannya jumlah peserta didik di SLBN Taruna mandiri ini terus bertambah hingga tahun selakarang mencapai 120 orang mulai jenjang TK , SD , dan SMA. Dimana siswa ini bukan hanya berasal dari Kuningan saja melainkan sudah merambah ke kabupaten lain bahkan ada yang dari Cirebon , Bontan dan lainnya.
“Semakin bertambahnya jumlah siswa ini merupakan gambaran bahwa para orang tua sekarang ini sudah mulai menyadari anak-anaknya yang membutuhkan berkebutuhan khusus ini memliki potensi juga. Dan pihak kami siap menerima siswa dari mana saja karena SLBN Taruna Mandiri bukan hanya milik Kuningan,”jelasnya. (N).
Post A Comment:
0 comments: