IPKM Kuningan Terbaik di Jabar
Pembangunan kesehatan di Kab.Kuningan menunjukkan kemajuan bahkan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) tahun ini dinilai terbaik se Jawa Barat dan masuk 20 besar tingkat nasional dengan angka 0,656839. Keberhasilan ini buah hasil kerja keras jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) serta Puskesmas se Kuningan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kelima besar pencapaian IPKM di Jabar, diantaranya Kuningan, Kota Cimahi (0,64), Kota Bandung (0,63), Kota Bekasi (0,62) dan Kota Cirebon (0,61). Sedangkan yang paling bontot dari 25 kabupaten/kota se-Jabar tercatat Kab.Cianjur dengan nilai 0,367310.
Informasi ini disampaikan Kepala Dinkes, drg. H. Kadaryanto, MM. Mrs. Dalam jumpa Pers di Aula Dinkes, Rabu (20/4), didampingi para Kabid serta Perwakilan Puskesmas, pihaknya membeberkan kabar mengembirakan bagi masyarakat Kuningan khusu bidang kesehatan.
Disebutkan H. Kadaryanto, IPKM terbaik tingkat nasional, hanya diperoleh sepuluh provinsi, yakni DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Jogyakarta, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Jambi, Bali dan Lampung. Setiap provinsi ada dua atau tiga kabupaten/kota yang terbaik, kecuali di Jabar hanya Kuningan. Hal ini berdasrkan penilain Kementrian Kesehatan RI.
“Hal yang menjadi perhatian Kementrian Kesehatan terhadap Kuningan karena untuk membangun kesehatan hanya tersedia dana dari APBD Kuningan sebesar Rp 4,2 miliar/tahun, padahal daerah lainnya rata-rata diatas Rp 90 milar bahkan di Kaltim mencapai Rp 100 miliar. Ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami,” paparnya.
Menurutnya, dari 24 indikator yang menunjang IPKM, diantaranya lima indikator yang menjadi penilaian yakni pembangunan kesehatan berwawasan lingkungan, menyiapkan desa yang mendorong masyarakatnya berperilaku sehat, sehatnya aspek sosial ekonomi masyarakat, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta semua petugas kesehatan harus tanggap dalam menanggulangi dan melayani kesehatan masyarakat.
Sementara itu, dia juga menjelaskan kiat sukses IPKM ini, diantaranya meningkatkan komitmen pengambil kebijkan pembangunan kesehatan, adanya forum kualitas data baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan, PKP (Penilaian Kerja Puskesmas) meliputi manajemen kesehatan, cakupan kegaiatan, manajemen mutu, dan Puskesmas berwawasan lingkungan.
Diatambah lagi dengan pengembangan Desa Siaga meliputi, adanya forum masyarakat desa, sarana pelayanan kesehatan dasar dan sitem rujukannya, UKBM yang dikembangkan, sistem pengamatan penyakit dan faktor resiko berbasis masyarakat, sistem kesiagapan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana, mencipatakan dan terwujudnya lingkungan sehat, menciptakan PHBS kemudian menciptakan dan mewuudkan keluarga sadar gizi.
Khusus dalam menangani persalinan, sejak 2009 seluruhnya sudah ditangani bidan dan dukun paraji hanya membantu bahkan dianjurkan bidan bermitra dengan bidan, dalam upaya menekan sekecil mungkin AKI/AKB tadi. Setiap tahun di Kab.Kuningan tercatat rata-rata 22.000 ibu melahirkan dan saat ini AKI tercatat 21/22.000 dan AKB 156/22.000. “Kami juga terus melakukan penilaian kinerja setiap Puskesmas, karena hal ini merupakan garda terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat,” ujarnya. (N).
Post A Comment:
0 comments: